Berita

Masyarakat Keluhkan Pengaspalan Di Jalan Poros Lamasi Pararra To’lemo Yang Dinilai Tidak Sesuai Dengan Bestek

277
×

Masyarakat Keluhkan Pengaspalan Di Jalan Poros Lamasi Pararra To’lemo Yang Dinilai Tidak Sesuai Dengan Bestek

Sebarkan artikel ini

Luwu.Radarinvestigasi.com|| Pembangunan infrastruktur disetiap daerah sangat dibutuhkan oleh masyarakat sebagai salah satu faktor dalam meningkatkan aktivitas masyarakat dibidang prekonomian. Dengan adanya pembangunan infrastruktur berupa jalan yang sudah di aspal ini sangat memudahkan transportasi yang tadinya ditempuh dengan waktu 1 jam, tapi dengan adanya pengaspalan jalan tersebut bisa ditempuh hanya15 menit.

Seperti halnya dilakukan pengaspalan di jalan poros lamasi pararra to’lemo saat ini direspon baik oleh masyarakat setempat, namun sangat disayangkan karena pekerjaan aspal tersebut dinilai tidak sesuai dengan Bestek.

“Saya komplen dan memberikan saran agar pekerjaan diberhentikan karena tidak sesuai dengan bestek, hal ini berdasarkan hasil pengamatan saya bahwa timbunan Lpa yg di gunakan mestinya 20 cm ketebalan, namun tidak sesuai dilapang karena sangat tipis. Kemudian dasar Dari Lpa belum maksimal padatnya lalu kemudian di lakukan pengaspalan,” ungkap warga yang tidak mau disebutkan namanya.

“Prediksi ketahanan aspal jalan poros lamasi pararra to’lemo tersebut tidak akan bertahan tahunan. Pembangunan Jalan yang sekian lama meresahkan masyarakat lamasi timur yang sempat menuai protes dan kritikan masyarakat sekitar dengan menanam pohon pisang di tengah kubangan jalan kini tak akan bertahan seumuran jagung menurut keterangan tegas dan jengkel,” ungkap Anton pad media ini.

“Sebagian besar masyarakat mendongkol dan marah atas pekerjaan yang di lakukan kontraktor tersebut. Entah kepada siapa kami akan mengadu, kami hanya masyarakat kecil yang hanya memiliki rasa takut untuk menegur. Tolong pihak terkait KPK beserta Kajari Luwu untuk menindak tegas atas pekerjaan pengaspalan asal asal yang dilakukan lakukan oleh PT. PJR yang menelan anggaran Negara melalui APBN 14 milyar,” tambah Anton.

“Saya mewakili segenap warga untung siap dimintai keterangan mengenai pekerjaan pengaspalan di kampung kami pararra ini. Tepat pkl 23.00 wib dilokasi, dari pihak wartawan juga sudah memberikan saran kritikan dan teguran kepada pihak PU dan konsultan namun tdk di perhatikan. Lpa tipis yg masih seperti comberan dan kemudian tetap di paksakan untuk di laksanakan pengaspalan,” tutupnya.

Sampai berita ini naik belum ada keterangan dari pihak Kontraktor PT. PJR terkait pekerjaan aspal yang dinilai masyarakat tidak sesuai dengan Bestek. (Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *